PSIKOLOGI WARNA DALAM ARSITEKTUR
Warna merupakan salah satu elemen penting dalam arsitektur. Sebuah objek
yang serupa tapi diberi sentuhan warna yang berbeda akan menimbulkan
kesan yang berbeda pula. Tiap-tiap warna dan karakternya mampu memberi
efek secara psikologis tersendiri bagi orang yang melihat.
Karakter-karakter tersebut antara lain:
Memberi arti keaslian, kesan ringan, polos dan murni. Bila terlalu banyak, menimbulkan perasaan dingin, steril, dan terisolasi.
Melambangkan kasih sayang dan perasaan romantis, kesan lembut serta sosok orang muda bahkan anak-anak.
Memberi kesan dinamis, enerjik, komunikatif, aktif, bersemangat,
sensual, mewah, dan bersifat menstimulasi. Bila terlalu banyak, bisa
merangsang perilaku agresif.
Menggambarkan sosialisasi yang bersahabat, percaya diri, ramah dan kesan
penuh harapan, kreativitas serta vitalitas. Bila terlalu banyak, bisa
merangsang perilaku hiperaktif.
Mampu memancarkan kehangatan, cahaya dan cerah, memberi inspirasi, mendorong ekspresi diri maupun kemampuan intelektual.
Dekat dengan aura spiritualitas, magis, misterius, menarik perhatian,
memancarkan kekuatan, menambah imajinasi, sensitivitas dan obsesif.
Menghadirkan kesan teduh, dingin, hening, damai, tentram, harmonis, dan
merangsang kemampuan intuitif. Namun, bila terlau banyak, bisa
menimbulkan kelesuan.
Menyiratkan kesan alamiah, segar, tenang, sejuk, mendorong perasaan
empati, meredakan stress dan menyembuhkan. Tapi bila terlalu banyak bisa
menimbulkan kesan terperangkap.
Berkesan natural, membumi, stabil, menghadirkan kenyamanan, keyakinan,
keamanan, kesan elegan dan akrab. Bila terlalu banyak bisa berkesan
berat atau kaku.
Mengandung kekuatan, penuh percaya diri, kesan maskulin, dramatis, penuh
perlindungan, klasik dan megah. Bila terlalu banyak bisa menimbulkan
perasaan tertekan.
Menggambarkan kesan serius, damai, independen, dan luas. Bila terlalu banyak, bisa memberi kesan tidak komunikatif.
Agar tidak monoton, warna-warna tersebut dapat dikombinasikan satu sama
lain dalam beberapa cara. Yang pertama adalah kombinasi kontras atau
komplementer, contohnya warna merah-hijau. Kombinasi seperti ini mampu
menimbulkan kesan dinamis, dominan, atau kuat.
Yang kedua adalah kombinasi analog, yaitu kombinasi antara warna-warna
yang memiliki karakter serupa, misalnya kuning-oranye. Kesan harmonislah
yang dimunculkan oleh kombinasi macam ini.
Berikutnya, kombinasi monokromatis yang memadukan warna-warna dengan
intensitas yang sama seperti gradasi ungu tua, ungu muda, dan warna
pastelnya.
Terakhir adalah kombinasi kompleks yang memadukan warna apa saja. Kunci
dari kombinasi ini adalah kuantitas warna yang dipakai. Untuk
menghindari kesan monoton, gunakan satu warna yang dominan dan yang lain
hanya sebagai aksen
0 komentar:
Post a Comment