Cara-Cara Penyeduhan Kopi
– Dasar-dasar penyeduhan kopi sangat perlu diperhatikan jika kita ingin
menyeduh kopi semaksimal mungkin. Menyeduh kopi dengan hasil maksimal
bisa dibilang merupakan hal yang sulit. Beberapa hal kunci yang menjadi
parameter teknik penyeduhan terkadang terlewati begitu saja jika kita
tidak memerhatikan detail prosesnya dengan baik. Kadang kita menyeduh
kopi yang sama dengan alat yang sama hasilnya bisa berbeda.
Jika kita mau bersusah payah sedikit,
setiap hasil seduhan kita, meski berbeda, bisa kita jadikan pegangan
dasar rujukan agar ke depannya kita mampu menyeduh kopi sekonsisten
mungkin. Berikut 8 hal dasar-dasar penyeduhan kopi yang perlu
diperhatikan untuk membantu meningkatkan kualitas seduhan kopi.
Dasar-dasar Penyeduhan Kopi 1: Pengetahuan tentang Alat Seduh
Metode seduh kopi bisa kita kategorikan
ke dalam 4 garis besar: 1) boiling atau rebus, seperti turkish coffee
pot; 2) immersing/steeping atau perendaman dalam jangka waktu tertentu,
seperti french press, tubruk; 3) pourover/drip atau kopi saring
menggunakan alat khusus, seperti Hario V60, Kalita Wave, Chemex,
vietnamese drip, cold drip; dan 4) pressuring atau mengekstrak kopi
dengan tekanan air khusus dari sumber-sumber yang bisa menghasilkan
tekanan air, seperti mesin espresso, moka pot, percolator, siphon.
Dengan mengenal 4 besar metode seduh
tersebut, kita bisa dengan mudah mengetahui cara kerja masing-masing
alat seduh kopi. Jika kita kurang mengerti bagaimana seharusnya cara
kerja alat tersebut, maka kita akan melakukan kekeliruan dalam
penyeduhan kopi. Misalnya, pada saat kita tidak mengetahui cara kerja
french press mungkin kita tidak akan menekannya, melainkan menyaringnya.
Dasar-dasar Penyeduhan Kopi 2: Kebersihan Alat Seduh
Kita jangan terburu-buru membicarakan
rasio kopi dan air, cara seduh, atau lainnya jika kita belum bisa dan
mau membersihkan alat seduh kopi kita. Kebersihan alat-alat tersebut
akan sangat berpengaruh terhadap hasil seduhan kopi kita. Jika kita
menyeduh kopi dan tidak membersihkan alat seduh setelah digunakan, maka
sisa-sisa seduhan akan menempel sehingga bisa menjadi kotoran. Jika itu
terjadi, maka kotoran itu akan memengaruhi aroma dan rasa. Contohnya,
mesh filter pada french press jika tidak dibersihkan, maka akan
meninggalkan minyak dan ampas kecil yang menempel dan memengaruhi aroma
dan rasa seduhan. Karena minyak dan ampas kecil akan menimbulkan bau dan
rasa hambar di kopi.
Dasar-dasar Penyeduhan Kopi 3: Kesegaran Biji Kopi
Masalah kesegaran biji kopi adalah
persoalan yang sangat krusial dalam penyeduhan kopi. Bahkan tidak hanya
biji kopi yang sudah disangrai itu harus dalam keadaan segar ketika
digunakan, green bean pun jika tidak segar akan menimbulkan rasa yang
kurang nikmat. Tidak peduli meski green bean tersebut merupakan hasil
kompetisi Cup of Excellence.
Green bean yang kurang segar, yaitu yang
disimpan lebih dari satu tahun atau dengan penyimpanan yang kurang
baik, akan menimbulkan rasa apek. Kualitas rasa dan aroma menjadi
menurun pada saat dikonsumsi—saya biasa menyebutnya flat—walaupun baru
disangrai 1 minggu yang lalu. Sementara itu, roasted bean yang sudah
berusia 2 bulan dari tanggal penyangraian, ketidaksegarannya akan lebih
terlihat pada saat diseduh. Dari segi visual, kopi yang tidak segar saat
diseduh biasanya tidak atau kurang blooming jika dibandingkan freshly
roasted bean.
Kita bisa menilai kesegaran kopi, baik
itu green bean atau roasted bean, dengan cara mencium aromanya dan
melihat warnanya. Aroma apek jamaknya mudah dikenali, jadi besar
kemungkinan kita akan mengetahui apa kopi tersebut bau apek atau tidak.
Lalu, jika kita lihat green bean yang kurang segar biasanya dari segi
warna berubah menjadi pucat.
Baik roasted bean atau green bean sangat
rentan dengan bau dari udara sekitar, cahaya, kelembaban, dan panas.
Oleh karena itu, cafe atau coffeeshop yang tidak menjaga roasted bean
atau green bean-nya dari faktor-faktor tersebut, maka dapat dipastikan
mereka menyajikan kualitas kopi yang kurang maksimal. Kadang ada saja
coffeeshop yang menyimpan green bean-nya dalam keadaan karung terbuka di
dalam cafe yang smoking area.
Dasar-dasar Penyeduhan Kopi 4: Skala Giling Bubuk Kopi
Ada anjuran yang sangat bijaksana dari
penjual coffee grinder kepada calon pembelinya:“Gilinglah kopi Anda
sesaat sebelum menyeduhnya.” Buat saya ungkapan tersebut bukan
diperuntukkan agar jualannya lebih laku, tetapi itu memang anjuran yang
sangat baik untuk kita ikuti. Biji kopi yang telah digiling membuka
rongga permukaan, atau biasa disebut surface area, menjadi partikel
lebih kecil dari biji kopi sebelumnya. Hal tersebut membuat aroma kopi
menjadi lebih cepat hilang.
Sejak dari menit pertama kopi itu
digiling, senyawa kopi yang berbentuk gas mulai menguap. Itulah alasan
mengapa ketika kita menyeduh kopi yang sudah jadi bubuk dalam waktu
lama, aroma dan rasanya akan berkurang. Namun demikian, untuk penyeduhan
maksimal bukan hanya menggiling kopi sesaat sebelum diseduh yang harus
kita cermati, kita juga harus menyesuaikan hasil gilingan kopi kita
dengan waktu seduh yang kita inginkan. Kenapa? Karena semakin halus kita
menggiling kopi maka akan lebih cepat larut dengan air. Sementara itu,
kopi seharusnya kita larutkan sekitar 1,5 – 2% saja dari kuantitas kopi
yang kita siapkan, selebihnya adalah air yang akan memadukan rasa kopi
yang kita inginkan.
Ketika kita melarutkan kopi kurang atau
lebih dari waktu yang semestinya, hasilnya boleh jadi jauh dari yang
kita inginkan. Misalnya, kopi terlalu cair atau pekat. Saya
merekomendasikan waktu ekstraksi lebih cepat untuk skala giling halus
dan waktu lebih lambat untuk skala giling kasar. Contohnya, french press
membutuhkan hasil giling yang kasar karena waktu seduh french press
rata-rata 4 menit, sedangkan mesin espresso membutuhkan hasil giling
yang jauh lebih halus dari french press lantaran diseduh hanya sekitar
20-35 detik. Yang perlu diperhatikan, semua grinder walaupun dengan merk
dan tipe yang sama bukan tidak mungkin menghasilkan grind size yang
berbeda. Karena itu setting grinder penting sekali dilakukan setiap saat
dan kita wajib mengtahui seberapa kasar atau halus bubuk kopi yang kita
butuhkan untuk
Dasar-dasar Penyeduhan Kopi 5: Waktu Seduh
Waktu seduh atau biasa disebut contact
time akan sangat berpengaruh dengan kepekatan kopi yang kita seduh: ada
yang rasanya jadi cair atau lemah, ada pula yang rasanya jadi pekat dan
kuat. Alat seduh kopi jelas akan memengaruhi bagaimana kita menyesuaikan
waktu seduhnya. Karena beda metode akan membutuhkan hasil giling
berbeda yang menentukan waktu seduh. Waktu seduh tercepat pada proses
menyeduh kopi adalah espresso, sedangkan yang terlama untuk kopi panas
adalah french press. Waktu seduh ini kita bisa teliti kembali untuk
mengorelasikan kepada hasil seduhnya. Meski hanya berbeda beberapa
detik, hasil seduh kopi akan berbeda, walaupun dibuat dengan alat yang
sama. Karena alasan sepeti itu kita butuh konsistensi untuk menentukan
waktu seduh dengan alat yang sama. Contoh, waktu seduh espresso 20 sd.
35 detik, waktu seduh pourover/drip 2:30 sd. 3:30 menit, waktu seduh
full immerse 3 sd. 5 menit, dst.
Dasar-dasar Penyeduhan Kopi 6: Air dan Temperatur
Air adalah hal yang paling penting di
dalam secangkir kopi, 98-99% pada secangkir kopi adalah air. Nah, jika
kita tidak teliti dalam penggunaan air maka yang akan terjadi adalah
rusaknya rasa kopi yang telah kita seduh. Air jelas tidak boleh berbau
dan tidak boleh keruh warnanya. Di dalam protokol yang dikeluarkan
badan-badan kopi dunia air diurai dengan berbagai parameter: hardness
dan total dissolve solid, kadar pH, alkalinity, sodium, chlorine, dll.
Parameter-parameter tersebut memang sulit dilihat dengan kasat mata atau
dirasakan dengan lidah. Jika kita ingin mendapatkan hasil secara
detail, maka kita harus melakukan uji lab atau menggunakan alat ukur
yang dapat mengurai parameter tersebut.
Tetapi kita pastinya ingin tahu
parameter tersebut secara manual atau sekadar pengetahuan awam saja.
Jika masih sebatas pengetahuan awam kita bisa menggunakan indera
penglihatan dan perasa, paling tidak cukup untuk mengetahui bau dan
keruh air. Kita bisa melakukan percobaan, misalnya, mendiamkan air dalam
satu gelas bening selama satu gelas. Jika air itu tidak kotor, maka
tidak akan ada sedimen di bawah gelas, dan jika air itu tidak berbau
biasanya setelah mendidih air masih tetap beraroma fresh. Atau kita juga
bisa mencoba air tersebut digunakan untuk penyeduhan. Jika air yang
kita gunakan itu bagus, maka air tersebut dapat mengeluarkan rasa dan
aroma secara optimal. Sebaliknya, jika kurang baik akan menyebabkan rasa
pahit atau rasa payau di cangkir kopi kita.
Mengenai suhu air, temperatur yang
secara umum direkomendasikan berkisar antara 85°-96°C. Tetapi, perlu
diingat bahwa kita juga harus melihat roast profile kopi tersebut. Jika
semakin gelap roast profile-nya, maka akan semakin rentan terhadap panas
air yang akan menyebabkan rasa pahit. Sebaliknya, jika temperatur air
kurang panas, maka akan menyebabkan rasa kopi yang tidak optimal.
Dasar-dasar Penyeduhan Kopi 7: Rasio Kopi dan Air
Rasio antara air dan kopi merupakan hal
terpenting untuk dibahas. Menurut saya, rasio yang baik adalah 15-18 ml
air per 1 gram bubuk kopi. Jika kopi terlalu pekat, maka akan
menyebabkan rasa yang sangat pahit dan menghilangkan sebagian rasa yang
ada. Jika kopi terlalu encer, maka akan membuat rasa dan aroma kopi
tidak maksimal dan cenderung sangat ringan.
Dasar-dasar Penyeduhan Kopi 8: Atribut Rasa
Ada baiknya sebelum menentukan parameter
di atas, kita melakukan uji cita rasa atau biasa disebut cupping. Pada
proses ini kita akan bisa mengetahui lebih jelas semua atribut rasa kopi
yang ada di kopi tersebut. Sehingga pada saat kita menyeduh kopi, kita
sudah memiliki parameter rasa yang hendak kita dapatkan. Tanpa
mengetahui tujuan rasa yang kita ingin cari, mustahil kita akan mencapai
rasa yang maksimal.
0 komentar:
Post a Comment