Minggu lalu saya sebenarnya tak punya rencana ke Jogja. Tapi seorang
teman tiba-tiba mengirim pesan via WhatsApp untuk mengajak ke Jogja.
Saya antara iya dan tidak karna saat dia nge-WhatsApp saya baru saja
tiba di kontrakan.
Setelah berpikir sejenak, akhirnya terkirim juga balasan “ok cuss” melalui aplikasi WhatsApp di hand phone. Dan kami pun langsung berkendara ke Jogja. Tepatnya kabupaten Sleman.
Katanya, di Cangkringan, Sleman ada satu tempat baru mirip Benteng
Takeshi. Dan teman saya ini sepertinya ngebet pengen ke
sana. Sejujurnya, saya belum pernah mendengar tempat ini sebelumnya. Apa
pula itu Benteng Takeshi?. Saya tahunya cuma Benteng Takeshi yang dulu
pernah ditayangkan di salah satu TV swasta saat masih sekolah. Saya baru
dengar tempat ini hari itu juga saat dia tiba-tiba nge-WhatsApp ngajak
main ke Jogja.
Benteng Takeshi sebenarnya bukanlah nama resmi dari tempat tersebut,
melainkan The Lost World Castle. Karna bentuknya memang mirip Benteng
Takeshi maka orang-orang lebih sering menyebut tempat itu dengan sebutan
demikian. Sekilas, bangunan Benteng Takeshi mirip benteng-benteng kuno
pada umumnya yang pada jamannya dipergunakan untuk keperluan perang.
Mereka yang tidak jeli pasti juga mengira demikian. Padahal tidak sama
sekali.
The Lost World Castle alias Benteng Takeshi merupakan sebuah bagunan
baru. Bahkan saat ini pembangunannya masih belum selesai. Ketika sedang
berjalan-jalan mengelilingi kompleksnya saya melihat beberapa pekerja
yang sedang melakukan pekerjaan masing-masing. Kompleks bangunan benteng
ini cukup luas. Sebuah lubang besar bekas galian tampak di sini sebelah
barat. Saya mengira tempat ini dulunya adalah area tambang pasir atau
batu, mengingat kawasan lereng Merapi memang cukup banyak dieksploitasi
untuk keperluan tambang. Khususnya pasir.
Bangunan benteng The Lost World Castle ini sebenarnya cukup menarik,
sayangnya belum selesai sepenuhnya sehingga saya hanya bisa
menebak-nebak akan jadi seperti apa tempat ini nantinya. Kalau boleh
dibilang, tempat ini adalah gabungan antara Benteng Takeshi dan Tembok
Besar China (walaupun saya belum pernah ke sana, sih). Saat berjalan
menuju area bawah yang berada di sebelah barat benteng kita akan
melewati bagian benteng yang bentuknya mirip Tembok Besar China.
Saya berkunjung ke The Lost World Castle pada hari Selasa sehingga
suasananya tidak terlalu ramai. Sayangnya cuaca hari itu sedang mendung
sehingga saya tak bisa melihat Gunung Merapi. Tempat ini sendiri
sepertinya dikonsep sebagai tempat wisata mahal. Saat sudah selesai
nanti, pengunjung harus membayar tiket masuk sebesar Rp 60.000 untuk
satu orang. Karna saat ini masih dalam tahap pengembangan, tiket yang
berlaku adalah tiket soft launch dengan potongan Rp 45.000. Artinya kita
cuma harus membayar Rp 15.000 saja.
The Lost World Castle menurut saya cukup seru untuk sekedar
menghabiskan weekend. Apalagi lokasinya di lereng Merapi yang tentu saja
udaranya sejuk. Masalahnya adalah, akses untuk ke sana relatif sulit.
Jalan yang harus kita lewati berupa jalanan beraspal yang sudah
mengelupas di sana sini. Klasik, memang. Tapi yah, bagaimana lagi. Tanah
di kawasan gunung memang sangat labil. Atau memang konstrtuksi jalannya
yang kurang bagus. I don’t know.
Sebelum pulang, saya dan teman juga sempat mampir ke Stonehenge yang
jarakya kira-kira 500 meter dari Benteng Takeshi. Apalagi ini?
Stonehenge yang ini tentu saja berbeda dengan Stonehenge yang ada di
Inggris. Stonehenge yang ada di Cangkringan, Sleman ini tidak dibuat
pada jaman Perunggu seperti yang di Inggris. Saya sempat bertanya kepada
salah satu warga lokal yang menjadi pengurus Stonehenge. Katanya,
tempat ini baru saja dibuka sekitar Februari tahun ini. Walaupun tidak
terlalu luas seperti halnya Benteng Takeshi, Stonehenge cukup menarik
untuk sekedar foto-foto narsis dengan latar belakang batu-batuan yang
dibentuk sedemikian rupa seperti Stonehenge di Inggris. Seperti yang
saya lakukan hari itu :))
0 komentar:
Post a Comment